Rabu, 28 Maret 2018
Islamic Young Counselor Camp 2018 merupakan kegiatan pelatihan yang diinisiasi oleh Divisi Intelektual HMPS BKI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Latar Belakang
Generasi
millenial merupakan generasi Y yang lahir pada era 80-90an. Banyak
sekali istilah yang populer pada generasi ini dengan karakternya yang berani,
inovatif, modern, kreatif, dan memiliki rasa optimisme dan kemauan untuk
bekerja dengan kompetitif, terbuka, dan fleksibel. Melihat kondisi tersebut
tentunya generasi millenial ini memiliki permasalahan ekonomi,
lingkungan, dan permasalahan lainnya. Untuk itu, diperlukan mempersiapkan cara
atau alternatif dalam menangani problematika pada generasi millenial tersebut
yang salah satunya persiapan konselor muda yang sebaya.
Konselor
millenial merupakan konselor yang paham akan kondisi dan situasi pada
generasi millenial itu sendiri. Melihat kondisi tersebut, HMPS BKI UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta berkeinginan membuat suatu kegiatan yang menarik yang
disebut dengan Islamic Young Counselor Camp 2018. Kegiatan ini sendiri
diinisiasi oleh HMPS BKI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang akan diikuti oleh
mahasiswa Bimbingan dan Konseling dan Bimbingan dan Konseling Islam se- Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Kegiatan
ini wujud alternatif yang diberikan dalam mempersiapkan konselor muda yang
paham akan generasi millenial sehingga bisa mengatasi problematika yang
ada dalam generasi millenial tersebut.
Nama Kegiatan
Islamic
Young Counselor Camp 2018 merupakan suatu program kerja dari Divisi
Intelektual Himpunan Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Islam UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta Periode 2018/2019.
Event
ini merupakan suatu program pelatihan konselor muda Islam yang akan
mempertemukan mahasiswa-mahasiswi pilihan dari Prodi Bimbingan dan Konseling
Islam dan Bimbingan dan Konseling, se- Daerah Istimewa Yogyakarta untuk
bersama-sama menggali dan mengembangkan potensi diri dan belajar banyak hal
sehingga menjadi seorang konselor muda Islam.
Tema Kegiatan
Tema
kegiatan ini adalah “Optimalisasi Peran Konselor Islam dalam Menghadapi Era Millenial”.
Tujuan Kegiatan
1.
Sebagai ajang pengenalan dan edukasi Bimbingan
dan Konseling Islam kepada perguruan tinggi umum.
2.
Sebagai media persiapan dan latihan konselor
Islam dalam menghadapi era millenial.
3.
Sebagai wadah untuk meningkatkan silaturrahmi
mahasiswa Bimbingan dan Konseling dengan Bimbingan dan Konseling Islam.
Target yang Diharapkan
1.
Melaksanakan program kerja Himpunan Mahasiswa
Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
2.
Menjalin silaturrahmi dengan mahasiswa
Bimbingan dan Konseling dan Bimbingan Konseling Islam.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan
ini dilaksanakan pada:
Hari : Sabtu-Ahad
Tanggal : 5-6 Mei 2018
Tempat : Yogyakarta
Bentuk Kegiatan
Bentuk-bentuk kegiatannya sebagai berikut.
1.
Workshop
Session
Pada
sesi ini bertujuan untuk membekali konselor Islam yang dibekali dengan beberapa
materi sebagai berikut.
a.
Introduction of Islamic Guidance and Counseling
with The Holy Quran dan The Hadith Approach diisi oleh Dr. Nurjannah, M.Si.
b.
Practice of Islamic Counseling yang
disampaikan oleh Dr. Anwar Sutoyo, M.Pd.
c.
Spiritual and Quranic Counseling
disampaikan oleh Dr. Anwar Sutoyo, M.Pd.
d.
Public Speaking for Islamic Counselor
disampaikan oleh Muhammad Faishal Chusni.
e.
Counseling For Millenial Generation
disampaikan oleh Moh. Khoerul Anwar, S.Pd., M.Pd.
2.
Essay
Symposium
Pada sesi ini, sepuluh esai terbaik akan
mempresentasikan esai yang telah ditulis untuk menentukan Best Delegate.
3.
Fun
Activity Session
Pada sesi ini, akan ada kegiatan yang bertujuan
pengakraban bagi setiap delegasi dan diikuti dengan ice breaking.
Selasa, 27 Maret 2018
DISCOUNS #3
Discussion of Islamic Counseling #3: Hypnotherapy in Islamic Guidance and Counseling
Alhamdulillahirobbil’alamin, tidak terasa kita sudah memasuki Disouns #3 ya teman-teman. Terima kasih atas kerjasama dan dukungan dari semua pihak, semoga materi yang disampaikan oleh pemateri dapat bermanfaat untuk kita semua, aamiin.
Alhamdulillahirobbil’alamin, tidak terasa kita sudah memasuki Disouns #3 ya teman-teman. Terima kasih atas kerjasama dan dukungan dari semua pihak, semoga materi yang disampaikan oleh pemateri dapat bermanfaat untuk kita semua, aamiin.
Pada hari Senin, 26 Maret 2018, tepatnya pada
pukul 16.00 s.d. 17.30 telah terselenggara kembali Discoussion of Islamic
Counseling (Discouns). Discouns #3 yang diselenggarakan oleh Divisi Intelektual
Himpunan Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam (HMPS-BKI) ini
bertempat di Lobby Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Pada kesempatan ini kita membedah materi tentang Hyonotheraphy
dalam Bimbingan dan Konseling Islam yang dipandu langsung oleh moderator yaitu
Mutia Azmi (BKI 2016) yang merupakan bagian dari Divisi Intelektual. Adapun
pemateri yang akan membahas tentang Hyonotheraphy yaitu Bapak Abdul Latif,
S.Sos.I., M.Pd., beliau adalah alumni BKI UIN Sunan Kalijaga yang sekarang
sudah mengabdikan diri menjadi Dosen di Prodi BKI.
Istilah hipnotis, hipnotis panggung, hyonotheraphy,
semi-hyonotheraphy, hipnokonseling, apa sih bedanya?
Hipnos : nama Dewa Yunani
Hipnotis : identik untuk meninabobokan
Berbicara tentang hyonotheraphy, maka hal itu juga tidak
bisa dipisahkan dengan hipnosis. Karena
pada dasarnya kata hyonotheraphy diambil dari Bahasa Yunani yaitu hypnos.
Hypnos ini adalah sebuah istilah bagi Dewa Tidur Yunani yang menguasai alam
mimpi. U.S. Department of Education, Human Services Division, menyatakan bahwa
“Hypnosis is the by pass of the critical
factor of the conscious mind followed by the establishment of acceptable
selective thinking” atau hipnosis adalah penembusan faktor kritis atau
critical factor pikiran sadar diikuti dengan diterimanya suatu pemikiran atau
sugesti tertentu. Adapun hyonotheraphy sendiri banyak diartikan sebagai bentuk
terapi menggunakan teknik hipnosis yang diarahkan untuk membantu individu
dengan menggunakan sugesti-sugesti tertentu yang bersifat positif, sehingga
terjadilah perubahan perilaku individu sebagaimana yang diharapkan.
Adi Gunawan sebagai ahli dalam bidang hipnotis
menyebutkan bahwa hyonotheraphy adalah teknik yang paling simpel. Contoh:
banyak orang yang antusias kepada kita ketika sedang presentasi, atau seorang
laki-laki yang mampu merayu perempuan untuk menjadi pacarnya. Secara simpel, hyonotheraphy
adalah seni untuk mengubah perilaku seseorang atau mempengaruhinya untuk
berperilaku positif sesuai sugesti. Adapun sugesti tersebut bersifat informasi.
Sugesti tidak hanya berupa ucapan verbal saja, akan tetapi dari penampilan dan
non verbal pun termasuk ke dalam sugesti.
Kita sebagai seorang konselor atau terapis harus mampu
membuat nyaman konseli kita. Pada dasarnya sejak kecil kita sudah belajar hyonotheraphy,
misalnya ketika kita menangis meminta ASI, ibu akan langsung menghampiri kita. Salah
satu teknik yang mudah digunakan dalam hyonotheraphy yaitu dengan menggunakan
lagu.
Konsep kerja hyonotheraphy
Garis tengah yaitu critical factor. Critical factor yaitu
informasi yang pertama kali kita peroleh, jadi ketika ada istilah baru tentang
informasi, maka critical factor akan menjalankan perannya. Critical factor
dapat menurun ketika kita sedang capek, sedih, kaget, banyak masalah, terlalu
senang dan terlalu sedih, dan akan meningkat ketika kita sedang bahagia. Baik
senang maupun sedih itu jangan sampai berlebihan, jadi baiknya sedang-sedang
saja.
Pada alam sadar, kita
mampu mengenali informasi yang masuk ke panca indera. Namun pada alam bawah
sadar, ketika sudah mendapat info atau keyakinan awal, dan info itu berbeda
lagi, maka kita cenderung akan sulit untuk mengubahnya, salah satu cara
mengubahnya yaitu dengan hipoterapi. Contoh penerapan hyonotheraphy yaitu pada
kegiatan jerit malam atau renungan dalam acara pramuka. Media yang digunakan
yaitu dengan menggunakan musik.
Survey membuktikan bahwa 80%
orang indonesia adalah tipe orang yang mudah dihipnotis, karena mudah
ikut-ikutan. Sugestiblenya tinggi, 10% sulit dan 10% lainnya sedang-sedang
saja. Agar kita tidak mudah terpengaruhi, maka kita harus banyak memperkuat
critical factor kita dengan cara mengupdate informasi.
Tipe-Tipe sugestible ada tiga macam, yaitu:
Intelektual/intelegensi :
terhpipnotis oleh adanya kajian
Physical :
tampilkan gaya penampilan yang baik dihadapannya
Emosi :
sentuh dengan cerita yang menyentuh
Minggu, 25 Maret 2018
DISCOUNS #2
Senin, 12 Maret
2018 pukul 16.00 telah diselenggarakan kembali discouns#2 (Discussion of
Islamic Counseling), bertempat di loby Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan
Kalijaga, yang bertema: “Berdakwah Melalui Konseling Ekologi: Chapter Report”,
dengan pemateri yaitu Moh. Khoerul Anwar, M.Pd. (Dosen BKI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta).
Pencetus teori
Ekologi yaituUrie Bronfenbrenner dengan bukunya yang berjudul The Ecology of
Human Development.Ekologi dan dakwah berdasarkan Q.S An-nahl:125. Yang
artinya: “Serulah manusia kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran
yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk”.Stressing
penekanan dalam bidang konselingnya bukan pada kalimat “hikmah”melainkan pada
kalimat“berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik atau bermakna
dialogis”, maksudnya proses konseling itu dilakukan secara dialogis atau
komunikasi dua arah dan proses konseling dilakukan tidak hanya monoton.
Dalam teori
ekologi konseling seorang konselor tidak boleh menyarankan atau mengarahkan
konseli begitu juga konselor bukan penasehat, tetapi konselor membantu agar konseli
sadar dengan dirinya, agar mengenal potensi dirinya dan agar dia faham dengan
dirinya. Proses kemandirian konseli dalam mengambil keputusan dengan sendirinya
bukan dari orang lain, tetapi karena insight yang didapatkan dari proses
dialogis tersebut.
Ecological
counseling berbeda dengan behavior therapy,
ecological counseling berlandaskan pada lingkungan belajar yang membantu
untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi individu dan harus dianalisis dengan
perspektif secara keseluruhan sistem sehingga perkembangan yang terjadi
merupakan bagian perkembangan dari keseluruhan sistem yang tersistematis.
Sedangkan behavior therapy itu mendisain perilaku konseli oleh konselor.
Ekologi
berprinsip pada tiga hal yaitu makrosistem, mikrosistem dan mesosistem. Dalam
hal ini yang dibahas yaitu mesosistem. Setiap konseli memiliki ego defence
mekanism, ketika ego defence mekanism itu tidak bisa ditembus oleh
seorang konselor maka konseling itu tidak bisa berjalan. Ego defence
mekanism ini bukan secara fisicly tetapi ideologi yang ada dalam dirinya,
ketika pemahaman-pemahaman yang ada dalam dirinya sudah merasa benar atau
berkepribadian tertutup dan tidak ada proses ideologis maka hal itu akan
terpatri dalam dirinya dan itu berbahaya. Oleh karena itu perlunya memberikan pemahaman-pemahaman
baru kepada orang lain dengan cara pendekatan ekologi.
Ecological
tidak bisa lepas dari irrational beliefe. Dewasa ini banyak sekali
orang-orang yang mengalami bipolar dan mengalami stress tingkat tinggi.Didalam
ecological bagian mesosistem itu sebagai unit terkecil (keluarga dan teman)
dalam membangun dan memupuk suatu hubungan sehingga perlunya setiap individu
saling menguatkan satu sama lain.
Menciptakan ecological
counseling di lingkungan yang sangat beragam, konselor jangan terlalu banyak
berbicara tetapi konselor harus banyak mendengarkan karena dengan mendengarkan
konselor akan tahu letak permasalahannya. Konselor perlu memahami posisi dan
perannya dengan itu kelak akan semakin faham serta bagian dari pemahamannya
adalah mendengarkan. Sedangkan konselor yang hanya berasumsi-asumsi itu adalah
hal yang salahterlepas dari positif ataupun negatif.
Demikianlah
hasil discoun #2, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua, Amiin
Langganan:
Postingan (Atom)